Datuk Binga

Sumber Gambar: http://www.anakminang.com

Cadiak dijua
Ongok babali

Sebagai orang Melayu yang berasal dari Minangkabau, kami termasuk jarang mendengar istilah tersebut di atas. Namun gerak hati kami memberi tahu kalau istilah tersebut bermakna kias dan mencerminkan seseorang yang sudah tak dapat diselamatkan bengaknya.

Semenjak hari terakhir pekan ini hingga permulaan pekan[1] ramai orang di ranah maya membahas istilah yang di Minangkabau sendiri memiliki beberapa macam versi, seperti: Cadiak bajua, Andia babali atau Cadiak dijua, Binguang babali.[2]

Hal mana mendatangkan kegemasan dikalangan sekalian anak nagari karena orang yang ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Bak kata ungkapan orang Minangkabau:

Tungkek mambaok rabah

Maksudnya, tongkat itu semestinya membantu memperkokoh tegak kita namun dalam hal ini justeru yang menjadi penyebab kita tersungkur. Berarti itu tongkat tidak becus dan telah salah kami dalam memilih tongkat.

Beberapa orang kawan yang berbincang-bincang membahas masalah ini berujar “Engkau serupa tak faham sahaja bagaimana keadaan di atas sana..”

“Maksud tuan..” tanya kami heran.

“Sudah ada yang disandera, tengok sahaja air muka mereka..” jawab kawan kami. Kami menatapnya dengan pandangan heran “Tuankan telah lama menjadi babu kerajaan, tentulah lebih faham..” ujarnya kemudian.

Ya, alun takilek – alah takalam bak pepatah orang tua di Minangkabau ini:

Terkilat ikan di dalam air, sudah tahu mana jantan dan mana betina

Usah tuan fahami pribahasa itu secara tersirat, mana ada orang yang tahu jenis kelami ikan hanya memandang sekilas dari kejauhan dan di dalam air pula. Maknyanya kita mesti pandai membaca gelagat serta keadaan yang diperlihatkan, bandingkan beberapa fakta, dan kemudian baru ambil kesimpulan.

Tapi perkataan kawan kami tersebut hanya perkiraan belaka, entah benar-entah tidak. Namun pernyataan Tuan Deputy yang pasrah tampaknya menguatkan pendapat sang kawan.

Kami pintakan kepada tuan, engku, rangkayo, serta encik sekalian. Do’akan negeri kami, semoga sahaja negeri kami dilindungi oleh Allah Ta’ala. Amin..

__________________________

Catatan Kaki:

[1] Dalam penanggalan Islam, hari terakhir ialah Sabtu dan hari pertama ialah Ahad (Minggu). Sesuai dengan namanya Ahad yang berarti satu atau pertama.

[2] Arti bebasnya: Cerdik dijual, Bodoh dibeli. Kata ongok, andia, binguang, tele atau ele, pakak, bangak atau bengak, binga dan lain sebagainya. Hal ini karena Bahasa Minang sangat plural sama dengan kebudayaannya. Masing-masing negeri memiliki corak berbahasa berbeda di Minangkabau.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.