
Pagi ini tatkala kami telah masuk kantor selepas duduk-duduk di “posko” kami, tanpa ada sebab apa-apa Saidi Palindih berujar kepada Induk Semang kami “Engku, berdasarkan penelitian saya dengan St. Nagari Basa..” kami tergelak, penelitian dari Hongkong “Bahwa orang yang paling banyak pahalanya saat ini di negara kita ialah Tuan Besar, karena saat ini dia banyak dipergunjingkan oleh rakyat di negara kita..”[1] lanjut dirinya.
Penelitian yang dimaksudkan oleh Saidi Palindih ialah percakapan kami beberapa hari nan silam dimana ketika kami sedang asyik mempergunjingkan Tuan Besar, tiba-tiba Saidi Palindih tersadar “Bukankah perbuatan yang kita lakukan saat ini ialah Ghibah, perbuatan terlarang dalam agama kita? Dan orang yang kita pergunjingkan justeru mendapat limpahan pahala akibat perbuatan kita ini.,?” tanyanya sambil menghisap rokoknya yang sebatang.
“Benar engku, baru sadar awak ini. Kenapa pula kita tambah pahala untuk orang itu, semakin senanglah ia..” seru kami.
“Ya engku, coba engku fikirkan! Ini baru kita, belum lagi ribuan atau mungkin jutaan orang di negara ini yang setiap harinya mempergunjingkan Tuan Besar ini, tentulah telah bertambah berlipat-lipat pahalanya. Kita saja yang telah bersitungkin beribadah, payah menjaga diri agar jangan melakukan perbuatan dosa (kecuali khilaf seperti sekarang) belum tentu cukup untuk menjadi bekal kita di akhirat kelak..” kesahnya.
Kisah itulah yang dimaksudkan oleh Saidi Palindih sebagai “penelitian”. Induk semang kami yang terkenal pandai berdalih inipun menambahi “Jadi bagaimana caranya kita menambah amal kita?”
Saidi Palindih menengok kepada kami dan kamipun menjawab sambil bergarah “Kita buat perkara engku, diperguningkan orang awak, dapat pahala, dan dosa kita ditransfer kepada para penggunjing itu..”
“Tidak demikian engku, karena perbuatan itu kita sengaja, bukannya dapat pahala dari hasil pergunjingan melainkan dosa yang didapat. Sebab kita bersengaja melakukannya..” terang induk semang kami tersebut.
Saidi Palindih meangguk-angguk “Benar juga engku, berarti gagal rencana kita itu Engku Nagari..” seru Palindih sambil meangguk-angguk kepada kami.
Dasar malang nasib, bukannya mendapat dosa karena telah menyusahkan orang satu republik ini, justeru pahala yang didapatnya karena banyak yang mempergunjingkan dirinya. Demikianlah nasib rakyat di republik ini kiranya..
____________________
Catatan Kaki:
1. Lihat lebih lanjut; http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/bahagia-karena-banyak-digunjing.htm#.VNq0O_msXVg
* http://ipmkarangan.blogspot.com/2012/12/terapi-ghibah.html